Pemimpin Pertama Di Bumi | KholiliNulis

Pemimpin Pertama Di Bumi | KholiliNulis

KholiliNulis - Allah SWT menciptakan manusia memiliki kesempurnaan yang sangat sempurna dan berbeda dari makhluk ciptaan-Nya yang lain, serta memiliki tugas mulia sebagai Khalifah di bumi atau jika diartikan sebagai pemimpin di bumi ini. Setelah sebelumnya Allah Ta'ala menciptakan manusia pertama yang bernama Nabi Adam AS.
Sesungguhnya Nabi Adam AS adalah manusia yang bertempat tinggal di Syurga, namun itu hanya sebagai tempat persinggahan saja. Kalau beliau Alm. Gus Dur mengatakan "Nabi Adam AS itu di Syurga hanya Transit saja". Karena tempat yang sesungguhnya untuk ditinggali adalah bumi.

Dalamliteratur sejarah yang sudah sering kali kita dengar dari para 'Ulama terdahulu hingga sekarang, bahwa ketika Nabi Adam AS baru diciptakan oleh Allah SWT, kemudian seluruh para malaikat-Nya diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam AS. Namun ada satu Makhluk yang bernama 'iblis' itu tidak manut kepada perintah Allah Ta'ala, dengan alasan yang sangat sederhana. Apa kata 'iblis'?

"Aku tidak mau sujud kepada Adam, karena aku lebih dahulu dan lama diciptakan dibandingkan dia yang baru saja diciptakan oleh-Mu."

"Sujud lah kepada Adam." Allah SWT memerintahkan 'iblis'.

"Aku tidak mau, karena aku sudah lama menjadi hamba-Mu yang sangat ta'at, Ratusan tahun bahkan ribuan aku telah beribadah kepada-Mu." Kekehnya 'iblis' menyergah perintah Allah Ta'ala sebagai Tuhannya, dengan luapan emosi dan menyombongkan diri dihadapan-Nya.

Kemudian Allah SWT-pun mengusirnya dari Syurga serta merta melaknatnya menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya. Apakah 'iblis'menerima begitu saja? Tentu tidak. Dengan sangat congkaknya ia meminta dan berjanji kepada Allah Ta'ala untuk diberikan ijin agar dapat mengganggu hingga menjerumuskan Nabi Adam AS juga terhadap seluruh keturunan-keturunannya kepada kesesatan hingga Yaumil Qiyamah. Dan Allah-pun meng-acc permohonan ijinnya.

Lalu selang beberapa waktu yang lama, kemudian Allah Ta'ala menciptakan Sayyidah Siti Hawa dari tulang rusuknya Nabi Adam AS. Untuk menemani Nabi Adam AS, karena rasa sepinya Nabi Adam AS. Didalam Syurga Allah SWT menciptakan satu pohon yang memiliki buah bernama buah Khuldi, sesungguhnya Allah Ta'ala telah melarang kepada keduanya untuk mendekati terlebih memakannya. Namun sifat manusiawi yang berada didalam diri Nabi Adam AS, tidak dapat menahannya karena keinginan Sang istrinya oleh karena godaan 'iblis' yang terus-menerus memprovokasinya.

Akhirnya Nabi Adam AS pun lengah dengan mendekati, memetik hingga memakannya bersama dengan sang istri. Itulah buah terlarang yang telah Allah SWT wanti-wanti kepada Nabi Adam AS dan Sayyidah Siti Hawa agar tidak mendekati apalagi memakannya. Namun semua sudah terlanjur terjadi, tidak ada yang bisa diperbuat lagi.

Karena kesalahan keduanya, lalu Allah SWT memerintahkan untuk meninggalkan singgasananya di Syurga dan turun ke bumi karena kesalahannya yang diperbuat. Bukan hanya itu saja, Nabi Adam AS pun dipisahkan oleh Sayyidah Siti Hawa selama 'empat puluh' tahun lamanya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dan itu sebagai syarat agar Allah mengampuni kesalahan keduanya. Selama 'empat puluh' tahun itulah Nabi Adam AS bertaubat memohon Ampunan Allah SWT, seraya memanjatkan Do'a :

رَبَّنَا اٰتِنَا فِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَاعَذَابَ النَّار

Setelah 'empat puluh' tahun lamanya, setelah Nabi Adam AS diajarkan mengenal alam dan seisinya dan mengelilingi beberapa bagian bumi ini. Kemudian Allah SWT-pun menerima Taubatnya dan mempersatukan kembali Nabi Adam AS dengan Sayyidah Siti Hawa di Jabal Rahmah hingga beranak pinak atau memiliki keturunan-keturunan yang kemudian akan menjadi penghuni bumi ini.

NABI ADAM SEBAGAI KHALIFAH DI BUMI

Dalam tujuan-Nya Allah Ta'ala sesungguhnya menciptakan Nabi Adam AS sebagai Khalifah di bumi, namun sebelum Nabi Adam AS ke bumi terlebih dahulu Allah Ta'ala memperkenalkan Syurga dan seisinya. Setelah semua kejadian itu barulah Allah memberikan perintah Nabi Adam AS untuk turun ke bumi.

Turunnya Nabi Adam AS-'pun tidak serta-merta mulus begitu saja, kegaduhan kecil atau adanya penolakan-penolakan dari para penghuni bumi menjadi sandungan kecil bagi Nabi Adam AS untuk menjadi penghuni bumi yang baru sekaligus sebagai pemimpin bumi atau alam duniawi ini.

Siapa sajakah mereka yang mencoba menolak Nabi Adam AS untuk menjadi pemimpin di bumi (Khalifah)?

Mereka mengakatakan kepada Allah Ta'ala yang diantaranya adalah gunung dan lautan : "Ya Allah, kenapa Engkau jadikan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini? Padahal manusia itu makhluk yang bodoh dan lemah, mana mungkin dapat memimpin segala hal di bumi? Nanti yang ada mereka (manusia) pandai dalam hal membuat kerusakan."

Sebelum mereka mengatakan itu, terlebih dahulu Allah Ta'ala menawarkan kepemimpinan bumi atau Khalifah di bumi diantaranya kepada gunung dan lautan dan mereka semua menolak dengan mengatakan "Sungguh aku tidak mampu dengan memikul berat tanggung jawab sebagai Khalifah di bumi." Karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia memang sengaja untuk menjadi 'Khalifah fil Ardh'."

Dan sungguh Allah Subhanahu Wata'ala menciptakan manusia adalah sesempurnanya makhluk dari Dzat Maha Sempurna-Nya serta menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain. Namun banyak manusia yang tidak memahami dan mengetahui inti maksud ini, sehingga banyak sekali manusia yang menyelewengkan kemuliaan yang di berikan-Nya untuk ambisi nafsunya. Ini sebab tidak adanya pengetahuan atau ilmu dalam dirinya, karena manusia yang berpengetahuan akan menggunakan kejernihan hati, akal serta fikirannya (Nurani Manusiawi).

Kebanyakan manusia yang dijadikan pemimpin atau menjadikan dirinya sendiri sebagai pemimpin, menjadikan kemuliaan yang dimilikinya sebagai alat atau sebagai raja untuk bisa memerintah budak-budaknya atau orang-orang yang berada dalam kendali kepemimpinannya agar dapat menuruti kemauan nafsunya, hasrat raja sebagai nafsunya.

Bukan mengarahkan kebaikan, bukan menjadikan untuk kebaikan, tetapi ia justru malah membuat kehancuran yang masif dan nyata menjadikan kehancuran dalam kerajaan oleh dirinya. Oleh semua itu akibatnya adalah turunnya bala dan adzab Allah Ta'ala. Na'udzubillahi Min Dzalik

Semua ini tentang awal pertama kali terjadinya sanggahan atau perdebatan yang sampai saat akan tetap terjadi hingga Yaumil Qiyamah. Maka mari gunakan anugerah akal, fikiran dan hati yang diberikan oleh Allah SWT sebaik-baiknya, agar membawa kepada banyak kebaikan yang lainnya. Terutama sebagai bekal di akhirat kelak.

Sebaik-baik manusia adalah yang rendah hatinya, tidak menyombongkan dirinya dari kepemimpinannya, dari Ilmu yang dimilikinya, dari ketampanan dan kecantikan wajahnya, dari kekayaan hartanya, dari banyak kebaikannya. Ketika diri merasa oleh semua itu, maka akan dapat menghanguskan segala amal baik yang dilakukannya, dan semua menjadi sia-sia belaka.

Waktu itu Rasulullah Shalallahu 'Alahi Wasallam pernah didatangi dan di nasihati oleh malaikat Jibril 'Alaihissalam dalam sabdanya Rasul SAW.

اَتَانِى جِبْرِيْلُ فَقَالَ : يَامُحَمَّدُ عِشْ مَاشِْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَاحْبِبْ مَاشِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَاشِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ، وَاعْلَمْ اِنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِيْنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ ؛ وَعِزَّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ. (روه البيهقي عن جابر رضي اللَّه عنه, مخترالأحاديث).

"Malaikat Jibril As, datang kepada ku dan berkata : Hai Muhammad hiduplah sesukamu karena sesungguhnya engkau pasti mati, dan sukailah apa yang engkau kehendaki karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, dan beramal-lah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan mendapatkan balasannya. Serta ketahuilah bahwa Kehormatan seorang mu'min terletak pada kemandiriannya dari pertolongan orang lain." (HR. Imam Baihaqi melalui Jabir R.A).

Pada hakikatnya manusia itu Allah berikan kebebasan dalam memilih jalan kehidupannya masing-masing termasuk dalam hal Aqidah selama berada di dunia fana ini. Berjalan dalam kebaikan (didalam ridha-Nya atau menuju kepada-Nya), atau memilih berada dijalan kebathilan, ialah jalan yang jauh dan menjauh dari dan kepada-Nya.

Bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul SAW dan hari akhir, sudah barang tentu akan memilih jalan menuju kepada-Nya didalam ridha-Nya dan menjauh dari jalan kesesatan yang nyata. Dengan Mencintai dan dicintai-Nya, dan dalam balutan Kasih dan Sayang-Nya.

Namun semua pilihan yang tepat berada pada dasar hati yang terdalam, tempat tersimpannya Nur (cahaya). Tanyakanlah kemana jalan yang tepat untuk diri!?

KholiliNulis | Jurang Mangu barat, 08 Juni 2019.

Belum ada Komentar untuk "Pemimpin Pertama Di Bumi | KholiliNulis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel