SINAU - Rahmatan Lil'alamiin | KholiliNulis

SINAU - Rahmatan Lil'alamiin | KholiliNulis

KholiliNulis - Kalimat Rahmatan Lil'alamiin diwahyukan oleh Allah melalui Malaikat Jibril AS. Disematkan kepada manusia yang luhur budi pekertinya "Nabi Muhammad Saw".

Mengartikan "Rahmatan Lil'alamiin" bukan perkara tentang kebenaran saja, jika diartikan pada teks kebenaran saja, yang merasa benar, yang membenarkan diri serta benar yang Radikalis pun sangat bersemangat dan sarngat setuju karena merasa dibenarkan oleh ayat ini bahkan akan berbuat sangat menggila atas pembenaran mereka terhadap kalimat Rahmatan Lil'alamiin itu sendiri, melainkan mengartikan dengan konteks "Rahmatan (kasih sayang) bagi seluruh Alam", bagi seluruh makhluk dimuka bumi dan seluruh penduduk di langit.

Rahmatan Lil'alamiin pada zaman saat ini hanya dapat disematkan terhadap mereka yang "Murni" memiliki kebijaksanaan, yaitu mereka yang mampu memberikan kasih sayang karena Allah, dan merekalah yang benar-benar bijaksana.

Seperti dalam kisah Sufi Wahab bin Amr (Bahlul Daana) - Si Bodoh yang Bijaksana- Ia adalah Murid dari Imam Khazim Guru dari Imam Junaid Al-Baghdadi. Sesungguhnya Ia adalah orang yang normal hanya saja keadaan negerinya yang merubah keadaannya menjadi seperti orang gila atau orang bodoh. Di Baghdad pada abad kedelapan ,Wahab bin Amr adalah seorang yang Taqwa dan sangat cerdas, sekaligus kerabat dekat Sultan Kerajaan di negerinya yang sangat disegani.

Namun, masa itu adalah masa yang sulit bagi orang-orang yang jujur, kaum penguasa Korup dan orang-orang yang berbicara menentang kejahatan, mereka akan dijatuhi hukuman mati.

Sang Sufi Wahab bin Amr tahu kalau Ia sedang dalam keadaan yang berbahaya hidupnya. Oleh karena itu, pada suatu malam Ia pergi mengunjungi Gurunya untuk meminta petunjuk, dan Gurunya hanya memberinya satu huruf yaitu "ج".

Sang Sufi besar itupun memahami apa yang maksud Gurunya dengan kalimat "جُنُوْنْ" yang bermakna "Gila". Kemudian ia pergi meninggalkan rumah, keluarga, serta kedudukan terhormatnya di istana Kesultanan, dan memulai berpura-pura sebagai orang gila.

Ketidakwarasannya membuat banyak orang ber simpati kepadanya, dan karena itu melindungi dirinya dari kekejaman kaum penguasa. Melalui penyamarannya Ia membantu memecahkan berbagai masalah rakyat jelata dan disaat yang sama memberi mereka pelajaran spiritual dan moral tentang kehidupan, dengan tingkah nya itu pula ia mendapat julukan Bahlul Dana (Si Bodoh yang Bijaksana). -disarikan dari buku "Bahlul - Si Bodoh yang Bijak dari Baghdad", seri komik Sufi-

Dan bagi seorang Mu'min kasih sayang yang dilakukan murni dari Allah, Karena Allah, dengan Allah dan kembali kepada Allah atas Rahman Rohiim-Nya itulah Rahmatan Lil'alamiin, juga bagi yang ber-Ilmu dan mengamalkan seperti para 'Ulama, Guru, dan para Wali-wali Allah memang tugasnya menjaga Rahmatan Lil'alamiin itu, mengajarkan, menunjukkan dengan ketulusan hati nya karena karena Allah.

Namun bukan berarti seperti orang yang awam, tidak tahu apa-apa tentang Agama, tidak berilmu itu tidak dapat Melakukan kasih sayang atau Rahmatan Lil'alamiin ini, melainkan hanya pada batas kadar dirinya dengan para 'Ulama, Guru dan para Kekasih Allah, sederhana nya memberikan kasih sayang kepada keluarga, anak, binatang di jalan maupun yang datang kepadanya dan lainnya sesuai dengan kemampuannya.

Ingatlah sesungguhnya bagi mereka yang awam lalu menebarkan kasih sayang dan cinta lebih baik dari para 'Ulama atau Guru orang yang berilmu tapi cenderung berbuat radikalis, tidak bisa menebarkan rasa kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah. Kepada manusia, jin, pohon, binatang dan yang lainnya.

ياَلَطِيْفًا بِخَلْقِهِ ياَعَلِيْمًابِخَلْقِهِ ياَخَبِيْرًا بِخَلْقِهِ ، اُلْطُفْ بِنَا ياَلَطِيْفُ ياَعَلِيْمُ ياَخَبِيْرُ

"Wahai dzat yang mengasihi ciptaan-Nya, wahai dzat yang mengetahui ciptaan-Nya, wahai dzat Maha memperhatikan ciptaan-Nya, Kasihan lah kami wahai dzat yang maha kasih, maha mengetahui lagi maha memperhatikan."

Sifat Rahmatan Lil'alamiin adalah sifat Ilhiyah hanya dimiliki oleh orang yang memiliki kelembutan didalam hatinya, perilakunya, lisannya, fikirannya, jiwanya, langkahnya, gerak geriknya. Jika bertutur kata sangat lembut terdengar sayup-sayup kata yang keluar dari lisannya, sangat berhati-hati dalam bertutur kata agar tidak menyakiti orang yang mendengarkannya. Jika ia disakiti tidak membalasnya dengan kembali menyakitinya, melainkan tetap tersenyum tulus Ikhlash, Ridho. Tapi diam-diam ia mendo'akannya ampunan atas kesalahan orang yang menyakitinya.

Ini terjadi kepada Sahabat 'Umar Radhiyallahu 'Anhu, ketika Ia disakiti oleh banyak orang termasuk rakyatnya sendiri. Tetapi 'Umar tidak membalas nya dengan kembali menyakitinya melainkan membalas dengan Do'anya :

"Ya Allah jadikanlah mereka yang menyakitiku menjadi mencintai ku, dan aku mencintai mereka"

Sungguh agung budi pekerti Kekasih Allah ini, tak sanggup menyakiti orang lain. Tanpa didasari kepentingan dirinya sendiri, tapi selalu mengutamakan kepentingan orang banyak dengan tulus Ikhlash.

Sangat jarang sekali yang mengerti apa itu makna dan pemaknaan "Rahmatan Lil'alamiin" sesungguhnya, hanya mengerti teks tapi tidak mengerti konteksnya, takwilnya, penjelasan terperinci nya makna syari'at, hakikat dan ma'rifatnya. Karena kebanyakan mengerti arti "Rahmat bagi seluruh alam" sudah begitu saja tidak mau dipelajari dan mempelajari.

Dari itu mari sama-sama mempelajari, mengartikan dan mengamalkan apa itu Rahmatan Lil'alamiin langsung dengan Amaliyah/Af'aal bukan hanya lisaniyyah saja (lisaniyyah itu sudah kuadrat dari lisan alias banyak omong tapi kosong), dan dengan niatan tulus Ikhlash Lillahi Ta'alaa semoga Allah meridhoi.

KholiliNulisJur-Bar, 17 April 2018.

Belum ada Komentar untuk "SINAU - Rahmatan Lil'alamiin | KholiliNulis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel